Socialloka.com, Dari Jejaring Sosial ke Gerakan Kaos Tematik Bertuah Makna

BLOGNEWS

10/4/20251 min read

Socialloka lahir dari gagasan Marwan Aziz, seorang jurnalis dan aktivis lingkungan yang percaya bahwa kaos bisa menjadi medium paling sederhana untuk menyuarakan aspirasi. Berbekal pengalaman lebih dari dua dekade di dunia media dan advokasi, Marwan menghadirkan Socialloka bukan sekadar sebagai merek fashion, tetapi ruang kreatif untuk generasi muda yang ingin mengekspresikan kepedulian sosial, politik, dan lingkungan lewat gaya berpakaian.

Sebelum menjadi toko online kaos tematik, Socialloka.com lebih dulu dikenal sebagai platform jejaring sosial lokal Indonesia. Platform ini muncul dengan semangat untuk membangun koneksi antarmanusia — menghubungkan masyarakat Indonesia, baik yang tinggal di tanah air maupun yang berada di luar negeri, melalui interaksi digital yang lebih bermakna.

“Hari ini bertepatan dengan momen bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 dan semangat nasionalisme digital Indonesia, dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim, kami mengumumkan peluncuran Socialloka.com, sebuah platform jejaring sosial lokal Indonesia yang bertujuan untuk menghubungkan masyarakat Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan cara yang lebih mendalam dan berarti,” ujar Marwan Aziz, pendiri Socialloka.com, dalam keterangan pers di Jakarta (3/8/2023).

Sebagai seorang pengusaha visioner di dunia digital, pendiri Terkini.com, dan pengurus Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) yang juga pernah aktif di AJI Jakarta ini, Marwan melihat peluang besar untuk menjembatani antara ruang digital dan ekspresi sosial. Dari gagasan itulah, Socialloka kemudian berevolusi menjadi gerakan kaos tematik — di mana desain menjadi narasi, dan fashion menjadi bentuk partisipasi.

Kini, Socialloka.com tak hanya sekadar toko online. Ia menjadi simbol ekspresi dan solidaritas, tempat di mana kreativitas, budaya, dan kepedulian sosial bertemu. Melalui kaos tematik karya anak bangsa, Socialloka ingin mengajak setiap orang untuk memakai nilai, bukan sekadar kain — karena setiap desain punya cerita, dan setiap cerita bisa mengubah dunia.